Front Yard Moon Hunter
Musim panas telah (lama) tiba! Musim panas berarti: langit malam yang cerah ceria penuh bintang bertaburan. Meskipun nyamuk semakin merajalela dan terpaksa merubah saya menjadi pembunuh berdarah dingin yang tidak segan-segan melakukan pembunuhan masal terhadap para nyamuk. Tapi saya tidak mau cerita tentang nyamuk yang meskipun menyebalkan, mereka tetap bagian dari ekosistem.
Sayang sekali langit malam yang cerah penuh bintang kurang bisa dinikmati di kota-kota besar seperti Jakarta (dan sekitarnya) karena polusi cahaya yang parah. Ada sih bintang-bintang yang terlihat, namun tidak membentuk jalur milkyway seperti yang terlihat di daerah-daerah pegunungan dengan cahaya yang sangat minim. Walaupun begitu masih ada benda langit yang terlihat: bulan! Langit cerah tanpa awan, bulan pun terlihat jelas.
Karena melihat salah satu foto milkyway milik teman saya yang mendaki ke Gunung Papandayan, saya juga jadi ingin mengabadikan gambar langit yang penuh bintang tapi bukan hanya sekedar titik putih random yang tersebar hehe. But kind of impossible untuk mencari pemandangan seperti itu kalau tidak menyediakan waktu khusus untuk menyepi ke luar kota dan berburu bintang. Berhubung ada deadline yang harus dikejar, waktu menyepi ke luar kota harus ditunda dahulu. Tapi hasrat mengabadikan gambar benda langit tidak bisa ditunda, bagaimana ini?
And then I turned into a "front yard moon hunter" alias pemburu bulan di halaman depan rumah. Hehe. Dengan modal DSLR Nikon D3100 dan lensa Sigma 70-300mm F/4-5.6 DG Macro, this is what I got from day to day. If i am not mistaken, I started on July 17 2015.
Itu foto-foto yang saya dapat, foto paling pertama memang agak blur karena masih belum fasih mengatur iso dan shutter speed untuk gambar extra terang seperti bulan. Mostly taken at 300mm iso 200 f/5.6 speed 1/200, handheld (jadi harap maklum kalau agak blur).
Magnificent! The imperfection (with those crater surface) is the perfection. Yang wajahnya banyak kawahnya bisa dikasih lampu siapa tahu jadi indah kaya bulan (yang ada orang-orang pada kabur). Di Al-Quran ada banyak sekali ayat yang menyinggung tentang benda langit seperti bulan, bintang, matahari, bahkan jadi nama surat. Diturunkan 1400 tahun yang lalu lho sebelum ada NASA, waktu benda-benda langit masih dianggap sihir, bukan ilmu pengetahuan atau bagian dari sistem tata surya yang punya pengaruh signifikan untuk bumi dan kehidupan manusia di dalamnya.
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” QS Yunus:5.
![]() |
| hampir full moon |
Melihat bulan, melihat bintang, mempelajari tentang langit dan alam semesta memang tidak akan ada habisnya. Masih terlalu banyak cabang ilmu yang belum saya ketahui, dan belum mereka ketahui. Kita ini kecil sekali ya, bumi yang kita pijak saja bisa menelan kita bulat-bulat apalagi kalau ada di atas sana ruang hampa tanpa oksigen dan tanpa kehidupan (inget Interstellar) (agak amazed karena Cooper selamat habis masuk ke Gargantua) (meskipun hilang sampai puluhan tahun di luar angkasa) (tidak menua pula karena efek dilatasi waktu).
Ilmu memang luas sekali ya. Masih banyak cabang-cabang ilmu yang kita belum tahu dan masih jadi rahasia Allah. Belajar hal-hal besar untuk menyadari bahwa kita ini hamba-hamba Nya yang kecil, bukan untuk jadi besar kepala.
Jadi penasaran kalau berdiri di bulan dan melihat bumi purnama.








0 comments:
Post a Comment